Inovasi Modul Etnosains: Jamu Tradisional Sebagai Pembelajaran Berbudaya dan Melek Sains

Devi Septiani, Laily Rochmawati Listiyani

Abstract


Selama pandemi, bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh belum bervariasi dan tervalidasi. Selain itu, ditemukan bahwa jamu bukan hal asing bagi mahasiswa, namun banyak mahasiswa Pendidikan IPA yang belum mengetahui kandungan kimia yang terdapat dalam jamu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan modul etnosains seri sains jamu tradisional yang telah dikembangkan sehingga dapat tercipta pembelajaran berbudaya dan melek sains. Penelitian yang dilakukan adalah research and development. Penelitian menggunakan model Plomp R&D (Research and Development), namun belum dilakukan langkah implementasi. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar penilaian expert judgement. Kategori kelayakan mengacu pada skala kelima yang dinilai dari penilaian ahli. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penilaian ahli modul etnosains layak pada empat aspek penilaian yaitu bahasa, penyajian, grafika, dan materi. Skor masing-masing aspek adalah 3,9, 4,1, 4,5 dan 4,1. Dengan demikian, modul etnosains sangat layak pada aspek grafika dengan skor 4,5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul etnosains berbasis pengobatan tradisional layak untuk dijadikan bahan pembelajaran peningkatan budaya dan literasi sains dalam pembelajaran jarak jauh


Keywords


Etnoscience, Jamu Traditional, Module

Full Text:

PDF

References


Abidah, A., Hidaayatullaah, H. N., Simamora, R. M., Fehabutar, D., & Mutakinati, L. (2020). The Impact of Covid-19 to Indonesian Education and Its Relation to the Philosophy of “Merdeka Belajar.” Studies in Philosophy of Science and Education, 1(1), 38–49.

Atmojo, S. E. (2012). Profil keterampilan proses sains dan apresiasi siswa terhadap profesi pengrajin tempe dalam pembelajaran ipa berpendekatan etnosains. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(2).

Battiste, M. (2005). Indigenous knowledge: Foundations for first nations. WINHEC: International Journal of Indigenous Education Scholarship, 1, 1–17.

Binti Maunah, M. P. I. (2009). Landasan pendidikan. Teras.

Borg, W. R., & Gall, M. D. (1983). Educationnal Research. London: Longman.

Daryanto, D. (2013). Menyusun modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

DeBoer, G. E. (2000). Scientific literacy: Another look at its historical and contemporary meanings and its relationship to science education reform. Journal of Research in Science Teaching: The Official Journal of the National Association for Research in Science Teaching, 37(6), 582–601.

Dewi, W. A. F. (2020). Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 2(1), 55–61.

Fensham, P. (2008). Science education policy-making. Eleven Emerging Issues, 1–47.

Fibonacci, A. (2014). Sudarmin.(2014). Development fun-chem learning materials integrated socio-science issues to increase students scientific literacy. International Journal of Science and Research, 3(11), 708–713.

Firman, F., & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81–89.

Fitriani, N. I., & Setiawan, B. (2018). Efektivitas modul ipa berbasis etnosains terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 2(2), 71–76.

Gondwe, M., & Longnecker, N. (2015). Scientific and cultural knowledge in intercultural science education: Student perceptions of common ground. Research in Science Education, 45(1), 117–147.

Hamdani, S. B. M. (2011). Bandung: CV. Pustaka Setia.

Joseph, M. R. (2016). Ethnoscience and Problems of Method in the Social Scientific Study of Religion. Oxfordjournals. 39 (3): 241-249.

Kartimi, K. (2014). Implementation of Biology Learning Based On Local Science Culture to Improvement of Senior High School Students Learning Outcome In Cirebon District and Kuningan District. Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains, 3(2), 1–10.

Lia, R. M., Udaibah, W., & Mulyatun, M. (2016). Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Berorientasi Etnosains Dengan Mengangkat Budaya Batik Pekalongan. Unnes Science Education Journal, 5(3).

Muhamad, C., Falah, N., & Windyariani, S. (2018). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik melalui Model Pembelajaran Search , Solve , Create , and Share ( SSCS) Berbasis Etnosains Improvement Of Students ’ Critical Thinking Skill Through Search , Solve , Create , and Share ( SSCS ) Learning. Didaktika Biologi, 2, 25–32.

Nisrokhah, N. (2016). Pengembangan Modul Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam Di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang. JTP-Jurnal Teknologi Pendidikan, 18(1), 43–52.

Nofiana, M., & Julianto, T. (2018). Upaya Peningkatan Literasi Sains Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal. Biosfer: Jurnal Tadris Biologi, 9(1), 24–35.

OECD. (2015). PISA 2015 Assessment and Analytical Framework. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1787/9789264255425-en

Permanasari, A. (2016). STEM education: Inovasi dalam pembelajaran sains. Seminar Nasional Pendidikan Sains VI 2016.

Plomp, T. (1997). Educational and training system design. Enschede, The Netherlands: Univercity of Twente.

Poedjiadi, A. (2005). Sains teknologi masyarakat model pembelajaran kontekstual bermuatan nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pujilestari, Y. (2020). Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. ’ADALAH, 4(1).

Purnamawati, D., Ertikanto, C., & Suyatna, A. (2017). Keefektifan lembar kerja siswa berbasis inkuiri untuk menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(2), 209–219.

Rahayu, W. E., & Sudarmin. (2015). Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Etnosains Tema Energi dalam Kehidupan untuk Menanamkan Jiwa Konservasi Siswa. Unnes Science Education Journal, 4(2).

Ramdani, Y. (2012). Pengembangan instrumen dan bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, penalaran, dan koneksi matematis dalam konsep integral. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1), 44–52.

Retnawati, H. (2016). Analisis kuantitatif instrumen penelitian. Yogyakarta: Parama Publishing.

Rosyidah, A. N., Sudarmin, S. S., & Siadi, K. K. (2013). Pengembangan Modul IPA Berbasis Etnosains Zat Aditif dalam Bahan Makanan untuk Kelas VIII SMP Negeri 1 Pegandon Kendal. Unnes Science Education Journal, 2(1).

Septiandini, R. A. (2017). Pengembangan media pembelajaran bahasa Arab berbasis web offline untuk siswa kelas X MAN 1 Kota Malang. Universitas Negeri Malang.

Setiadi, D., Purwanto, Y., & Gurhardja, E. (2012). Pengetahuan lokal Masyarakat Samin tentang keanekaragaman tumbuhan dan pengelolaanya. Media Konservasi, 17(2).

Subiantoro, A. W. (2010). Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudarmin, S. (2014). Pendidikan Karakter, Etnosains dan Kearifan Lokal [Konsep dan Penerapannya dalam Penelitian dan Pembelajaran Sains]. Universitas Negeri Semarang.

Sudiana, I. M., & Surata, I. K. (2010). Ipa biologi terintegrasi etnosains subak untuk siswa smp: analisis tentang pengetahuan tradisional subak yang dapat diintegrasikan dengan materi biologi smp. Suluh Pendidikan, 8(2), 43–51.

Sudjana, N., & Rivai, A. (2007). Teknologi pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sungkono, D. S., Wirasti, M. K., Suyanto, S., Sofyan, H., & Karsimin, A. (2009). Pengembangan bahan ajar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Trisnawati, O. R., Utami, N. R., & Widiyatmoko, A. (2013). Pengembangan modul IPA terpadu tema penglihatan dengan model pembelajaran numbered heads together. Unnes Science Education Journal, 2(1).

Wulandari, R. A., & Azrianingsih, R. (2014). Etnobotani Jamu Gendong Berdasarkan Persepsi Produsen Jamu Gendong di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Biotropika: Journal of Tropical Biology, 2(4), 198–202.




DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i2.292

Article Metrics

Abstract view : 2253 times
PDF - 998 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Devi Septiani, Laily Rochmawati Listiyani

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.